Stres dan Dendam
Siapa sangka bahwa stres, dendam, dan amarah yang dipendam bisa memicu penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, hingga kanker?
Dalam kajian “Sehat dan Berobat dengan Panas dan Dingin”, Ustadz Abdurrahman Dani menjelaskan bahwa banyak penyakit fisik sebenarnya berawal dari kondisi jiwa yang terganggu.
Baca Juga: Kenapa Banyak Orang Cepat Sakit? Ini Penyebab Sepele yang Sering Diabaikan
- 7 Makanan untuk Hidup Sehat Anda: Rahasia Pola Makan Sehat ala Dr. Zaidul Akbar
- Makan Berdasarkan Warna dan Sifat: Panas, Dingin, Kering, Lembab β Rahasia Sehat Ala Sunnah
- Cara Detoksifikasi Tubuh Secara Alami dengan Buah dan Sayur: Cara Sederhana, Hasil Maksimal
- 5 Dimensi Ketahanan Diri: Strategi Holistik Menghadapi Krisis Global 2025
- Penyebab Sumbatan Pembuluh Darah yang Sebenarnya (Bukan Kolesterol!) β Solusi Islami untuk Jantung dan Otak Sehat
Pengobatan klasik seperti Thibbun Nabawi dan pendapat ulama seperti Ibnu Qayyim juga menyatakan bahwa hubungan antara ruh dan jasad sangat kuat. Jika jiwa terganggu, tubuh pun ikut sakit. Maka, mengobati penyakit bukan hanya dengan herbal dan makanan, tapi juga dengan membersihkan hati dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama.
π 1. Penyakit Fisik dari Beban Emosional
Ustadz Abdurrahman menyampaikan bahwa rasa sakit batin seperti kecewa, iri, marah, dan dendam bisa menciptakan reaksi fisik nyata, seperti:
- Perut terasa panas dan kencang
- Gula darah naik
- Tekanan darah meninggi
- Tubuh terasa lelah tanpa sebab
- Detak jantung tidak stabil
- Sakit kepala, bahkan mimisan
Contohnya:
- Orang yang menyimpan dendam sering mengalami tensi naik
- Orang yang terlalu menekan emosi bisa terserang maag atau jantung berdebar
- Orang yang menyimpan sakit hati bertahun-tahun rentan terhadap penyakit kronis
Menurut Ibnu Qayyim, hati yang penuh penyakit akan menulari seluruh tubuh, karena hati adalah pusat ruh dan kehidupan jasmani.
Baca Juga: Allah Menurunkan Penyakit Beserta Obatnya: Keyakinan Seorang Muslim
π 2. Kisah Nabi Ya’qub dan Hikmah Medisnya
Allah berfirman:
“Dan kedua matanya menjadi putih (buta) karena kesedihan yang sangat mendalam…”
(QS. Yusuf: 84)
Ulama tafsir menjelaskan bahwa kesedihan Nabi Ya’qub atas kehilangan Yusuf begitu dalam, hingga menyebabkan pengaruh fisik berupa katarak. Dalam konteks medis hari ini, ini sangat selaras β kesedihan kronis bisa memicu gangguan saraf, hormon, bahkan merusak organ.
Ustadz Abdurrahman menekankan bahwa air mata emosional yang tidak tersalurkan bisa menjadi sumber penyakit, baik pada pria maupun wanita.
πΏ 3. Pengobatan Hati = Pengobatan Tubuh
Dalam pengobatan klasik Islam, kesembuhan sejati dimulai dari ketenangan batin. Tidak cukup hanya mengonsumsi herbal atau obat, tapi juga harus:
- Memaafkan orang lain
- Menerima takdir
- Banyak dzikir dan doa
- Mengurangi ambisi dan dendam
- Husnudzon kepada Allah dan sesama
Ibnu Qayyim menulis dalam Zadul Ma’ad:
βObat paling manjur untuk penyakit hati dan tubuh adalah taubat, istighfar, dan kembali kepada Allah dengan tawakal dan ridha.β
Baca Juga: Sehat Itu Mudah, Sakit Itu Pilihan
π‘ 4. Tips Praktis Menjaga Jiwa agar Tubuh Tetap Sehat
β
Jangan simpan dendam β maafkan, karena kamu yang paling diuntungkan
β
Dzikir pagi-sore untuk ketenangan hati
β
Luapkan emosi dengan doa dan menulis, bukan menyakiti
β
Jangan terlalu memendam beban hidup β curhatlah kepada Allah
β
Hindari lingkungan toksik yang penuh adu domba dan ghibah
β
Jaga pola tidur dan makanan β stres meningkat saat fisik lelah
π§ 5. Sains Modern Sepakat: Stres Penyebab Penyakit
Berdasarkan penelitian medis:
- Stres meningkatkan kortisol, hormon yang merusak sistem imun
- Memicu peradangan kronis β penyebab utama diabetes, hipertensi, autoimun
- Mengganggu tidur, pencernaan, dan hormon
Ini membuktikan bahwa Thibbun Nabawi dan kedokteran modern sejalan: kesehatan hati dan mental berdampak langsung pada kesehatan jasmani.
Baca Juga: Makan Sederhana Ala Nabi: Kunci Sehat Murah Meriah yang Sering Diabaikan
π Penutup: Sehat Itu Dimulai dari Hati yang Lapang
Islam mengajarkan bahwa penyakit adalah ujian, namun hati yang bersih adalah obat.
Jangan abaikan stres, dendam, dan sakit hati. Bersihkan jiwa, kuatkan ruhani, dan insyaAllah tubuh akan menyusul sehat.
βSesungguhnya dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, baiklah seluruh tubuhβ¦β
(HR. Bukhari & Muslim)
Mari mulai hari ini, maafkan yang menyakiti, lepaskan yang menyiksa pikiran, dan dekatkan diri pada Allah. Kesehatan hati adalah awal dari seluruh kesembuhan.
Jurnal ilmiah
Jurnal-jurnal ini menyoroti hubungan antara stres psikologis dengan berbagai penyakit fisik seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan autoimun.
π§ 1. Stres dan Penyakit Fisik: Bukti Epidemiologis
Sebuah studi yang dipublikasikan di PubMed menunjukkan bahwa paparan stres traumatis dan PTSD berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan gastrointestinal, dan penyakit autoimun. Penelitian ini menyoroti peran penting dari sumbu HPA (hipotalamus-hipofisis-adrenal) dan sistem saraf simpatis dalam perkembangan penyakit akibat stres.(PubMed)
π Baca selengkapnya: (PubMed)
π 2. Stres Kronis dan Sindrom Metabolik
Sebuah tinjauan sistematis dari studi kohort prospektif menemukan bahwa stres kronis berkontribusi signifikan terhadap perkembangan sindrom metabolik, termasuk diabetes tipe 2 dan hipertensi. Studi ini menyoroti bahwa stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan metabolik tubuh.
π Baca selengkapnya: (PMC)
π©Ί 3. Stres dan Sistem Imun
Penelitian yang diterbitkan di Psychological Medicine mengulas bagaimana stres psikologis dapat mempengaruhi sistem imun, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit fisik. Studi ini menekankan bahwa stres dapat menekan fungsi imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit kronis.
π Baca selengkapnya: (Cambridge University Press & Assessment)
𧬠4. Stres dan Penyakit Autoimun
Sebuah studi yang diterbitkan di PubMed menunjukkan bahwa stres kronis dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis. Penelitian ini menyoroti bahwa stres dapat memicu reaksi imun yang berlebihan, menyebabkan peradangan kronis.
π Baca selengkapnya: (PubMed)
π§ 5. Intervensi Psikologis dan Kesehatan Fisik
Sebuah artikel di Annual Review of Clinical Psychology menyoroti bahwa intervensi psikologis seperti terapi perilaku kognitif dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi dampak negatif stres pada kesehatan fisik, termasuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi imun.
π Baca selengkapnya: (PMC)