“Sehat itu mudah dan murah. Yang mahal itu hidayah.”
Kalimat ini berulang kali diucapkan oleh Ustadz Abdurrahman Dani dalam kajian beliau “Sehat dan Berobat dengan Panas dan Dingin.” Ungkapan ini bukan sekadar motivasi, tapi merupakan prinsip mendasar dalam gaya hidup Islami yang sederhana, alami, dan penuh tadabbur.
Di tengah dunia yang semakin instan, kompleks, dan penuh godaan gaya hidup tidak sehat, Islam justru menawarkan pendekatan yang sangat fitrah: sehat dengan cara yang ringan, murah, dan berpahala. Lalu, bagaimana Islam memandang kesehatan dan penyakit?
- Rahasia Orang Tua Sehat Berumur Panjang
- Stres dan Dendam: Akar dari Banyak Penyakit Fisik Menurut Islam dan Thibbun Nabawi
- Cara Mengobati Diabetes Holistik Dr Cahyono: Pendekatan yang Menggabungkan Medis dan Tradisional
- Resep Obat Batuk Untuk Anak: Solusi Alami ala dr. Zaidul Akbar
- Cara Detoksifikasi Tubuh Secara Alami dengan Buah dan Sayur: Cara Sederhana, Hasil Maksimal
🕌 1. Sehat adalah Asal Penciptaan, Sakit adalah Ujian
Allah ﷻ menciptakan manusia dalam kondisi yang sempurna dan sehat. Dalam salah satu hadis Nabi ﷺ disebutkan:
“Sesungguhnya tubuh kalian memiliki hak atas kalian.”
(HR. Bukhari)
Artinya, asalnya tubuh manusia itu sehat — yang membuat sakit adalah perilaku dan pola hidup kita sendiri. Bahkan dalam QS. At-Takatsur: 8, Allah akan menanyai manusia tentang nikmat, termasuk nikmat sehat yang kerap dilalaikan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga menyampaikan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari syukur kepada Allah atas nikmat tubuh yang sempurna.
🍴 2. Makan Sederhana, Hidup Lebih Terjaga
Salah satu kunci utama menjaga kesehatan dalam Islam adalah menjaga pola makan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya…”
(HR. Tirmidzi)
Ustadz Abdurrahman menyampaikan bahwa semakin sederhana makanan yang kita konsumsi, maka semakin mudah tubuh mengenalinya — dan lebih ringan sistem pencernaan bekerja. Sebaliknya, makanan instan, olahan berlebihan, atau kombinasi tak sehat justru membuat tubuh bingung dan cepat rusak.
Makanan-makanan instan yang “modern” pada dasarnya membuat tubuh menjadi dingin-lembab, kondisi yang menurut pengobatan klasik memicu penyakit seperti flu berkepanjangan, cacingan, keputihan, panu, hingga menurunnya sistem imun.
Baca Juga:
- Konsep Panas dan Dingin dalam Kesehatan Menurut Islam
🌿 3. Tubuh Bekerja Secara Alami: Sesuaikan dengan Fitrah
Dalam pengobatan Thibbun Nabawi dan ilmu klasik, tubuh dipahami memiliki unsur panas, dingin, lembab, dan kering. Makanan dan penyakit pun diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat ini.
Contohnya:
- Daging sapi dewasa = dingin kering → bisa melemahkan limpa dan memicu stagnasi darah
- Lemak daging = panas lembab → bisa menjadi penetral bagi daging tersebut
Maka, seseorang yang ingin sehat seharusnya menjaga keseimbangan unsur dalam tubuhnya — bukan asal makan atau mengikuti tren semata. Nabi ﷺ sering menggabungkan makanan panas dan dingin, seperti makan kurma dengan semangka atau timun, untuk menyeimbangkan kondisi tubuh.
💡 4. Sehat Itu Pilihan: Ambil Sebab, Jangan Pasrah Buta
Islam mengajarkan bahwa berobat itu bagian dari tawakal, bukan bertentangan dengannya. Nabi ﷺ bersabda:
“Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan pula penawarnya.”
(HR. Bukhari)
Maka, siapa pun yang sakit, hendaknya tidak pasrah buta (tawaakul), tetapi tetap berikhtiar dengan sebab-sebab yang halal dan syar’i, baik dengan makanan sehat, herbal, atau terapi Islami.
Ustadz Abdurrahman bahkan menekankan pentingnya mengenal diri sendiri, termasuk sifat tubuh, penyebab penyakit, dan kecocokan obat — sebagaimana ditulis oleh Ibnu Qayyim: bahwa seorang terapis yang bijak harus memahami 20 aspek penting sebelum mengobati.
🔚 Kesimpulan: Sehat adalah Amanah, Sakit Jangan Dijemput
Setiap Muslim punya tanggung jawab menjaga tubuhnya. Sehat bukan hanya urusan dunia, tapi bagian dari agama. Dengan hidup sehat, kita bisa lebih kuat beribadah, lebih sabar menjalani takdir, dan lebih semangat mengejar ilmu dan amal.
Jadi, jangan jadikan sakit sebagai jalan pintas menuju surga, apalagi jika disebabkan oleh gaya hidup buruk yang disengaja. Sehat itu mudah, murah, dan Islami. Mari kembali kepada pola makan sunnah, hidup yang tertib, dan tubuh yang bersih dari racun jasmani dan ruhani.
“Jadikan makananmu sebagai obat, sebelum obat menjadi makanan wajibmu.”
– (Thibbun Nabawi & prinsip hikmah Ibnu Sina)