Rempah untuk Membuang Lendir
Dalam pandangan kesehatan Islami, sistem kekebalan tubuh atau imunitas memiliki keterkaitan yang erat dengan keimanan seseorang. Sebagaimana disampaikan oleh pakar kesehatan Islami, dr. Zaidul Akbar, “Iman adalah imunnya kita.” Konsep fundamental ini menjadi dasar penting dalam memahami bagaimana kita dapat menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam kondisi dimana banyak penyakit disebabkan oleh penumpukan lendir berlebih dalam tubuh.
Penumpukan Lendir: Akar Masalah Kesehatan
Dalam perspektif pengobatan Islam yang disampaikan oleh dr. Zaidul Akbar, salah satu penyebab utama penyakit adalah “terlalu banyaknya lendir-lendir dalam tubuh.” Permasalahan lendir ini bukan hal sepele, terutama bagi mereka yang bekerja di bidang kesehatan seperti di ICU (Intensive Care Unit), dimana lendir seringkali menjadi masalah serius yang harus ditangani.
- Turun 33 kg dalam 7 Bulan: Rahasia dr. Zaidul Akbar Tinggalkan 3 Makanan Ini
- Manfaat Kacang Mete bagi Ibu Hamil: Nutrisi Lezat untuk Kehamilan Sehat
- Minuman Herbal untuk Program Hamil dan Kebugaran Tubuh
- Obat Herbal untuk Sesak Nafas: Solusi Alami dari dr. Zaidul Akbar
- Jurus Kesehatan dr. Zaidul Akbar: Rahasia Makanan Sehat Ala Sunnah
Lendir berlebih dalam tubuh dapat berasal dari konsumsi makanan yang bersifat “dingin” atau “lembab”. Dr. Zaidul menyebutkan beberapa sumber makanan yang dapat meningkatkan produksi lendir dalam tubuh, antara lain:
- Makanan berminyak
- Olahan tepung
- Makanan bersantan
- Nasi (yang bersifat lembab dan dingin)
- Makanan olahan industri
Rempah Ajaib Pembuang Lendir
Untuk mengatasi masalah lendir berlebih, dr. Zaidul Akbar merekomendasikan penggunaan rempah-rempah yang memiliki kemampuan untuk membuang lendir. Beliau menekankan pentingnya rempah ini terutama bagi tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit rujukan atau fasilitas kesehatan lainnya.
Beberapa rempah yang direkomendasikan untuk membuang lendir antara lain:
1. Resep Sederhana
- Bunga lawang (star anise) – mengandung anetol, estragol, dan limonene
- Kapulaga (Elettaria cardamomum) – mengandung sineol, terpineol, dan borneol
2. Resep Alternatif
- Jahe (Zingiber officinale) – mengandung gingerol, shogaol, dan zingeron
- Lengkuas (Alpinia galanga) – mengandung galangol, eugenol, dan sineol
- Serai (Cymbopogon citratus) – mengandung sitral, sitronelal, dan geraniol
- Daun jeruk (Citrus hystrix) – mengandung sitronelal, limonen, dan sitronelol
Kombinasi rempah-rempah tersebut dapat diolah menjadi minuman hangat yang akan membantu tubuh untuk mengeluarkan lendir berlebih, sehingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Pentingnya Makanan Fermentasi
Selain rempah-rempah, dr. Zaidul Akbar juga menyoroti pentingnya makanan fermentasi dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas. Beliau mengambil contoh dari Korea, dimana salah satu faktor keberhasilan dalam menjaga kesehatan masyarakatnya adalah konsumsi Kimchi yang merupakan makanan fermentasi.
Di Indonesia, kita memiliki tempe sebagai makanan fermentasi yang kaya manfaat. Namun sayangnya, kebiasaan menggoreng tempe dapat mengurangi kandungan bakteri baik yang bermanfaat untuk pencernaan. Dr. Zaidul menyarankan untuk mengonsumsi tempe dengan cara yang lebih sehat, seperti:
- Membuat bubur tempe
- Memotong tempe menjadi dadu kecil-kecil
- Menambahkan madu dan garam secukupnya
Cara penyajian tersebut dipercaya “efektif dan menyenangkan dan menguatkan imun.”
Memperkuat Sistem Pencernaan
Dr. Zaidul Akbar menekankan bahwa “80% sistem imun kita ada di pencernaan.” Oleh karena itu, menjaga kesehatan pencernaan menjadi kunci utama dalam membangun kekebalan tubuh yang kuat. Beliau menyarankan untuk menghindari konsumsi minuman kemasan, minuman tinggi gula, dan minuman olahan tidak sehat yang dapat melemahkan sistem pencernaan.
Sebagai gantinya, beliau merekomendasikan beberapa minuman sehat yang dapat memperkuat sistem pencernaan:
- Sarabba: Minuman tradisional yang mengandung jahe (Zingiber officinale) yang kaya akan senyawa gingerol dan shogaol yang bersifat antiinflamasi dan ekspektoran. Sebaiknya dikonsumsi dengan pisang rebus (bukan pisang goreng), dan menggunakan gula aren atau madu sebagai pemanis (bukan kental manis).
- Golden Turmeric Latte: Minuman berbahan dasar santan dan kunyit (Curcuma longa) yang mengandung kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin dengan sifat antioksidan dan antiinflamasi kuat. Minuman ini diklaim sebagai “salah satu minuman terbaik untuk pencernaan.” Penting untuk diingat bahwa santan sebaiknya tidak dipanaskan agar kandungan nutrisinya tetap terjaga.
Memperkuat Iman untuk Meningkatkan Imun
Kembali ke prinsip awal bahwa “iman adalah imun”, dr. Zaidul Akbar menekankan pentingnya memperkuat keimanan dalam menghadapi berbagai ujian kesehatan. Beliau menyampaikan beberapa cara untuk memperkuat iman:
- Memperbanyak dzikir
- Menjaga shalat tepat waktu
- Memperbanyak mengaji
- Bersedekah
- Meluruskan niat dalam setiap tindakan
Dengan meluruskan niat dan memperkuat keimanan, kita diajarkan untuk menghadapi ujian kesehatan dengan ketenangan dan keyakinan, bahwa segala sesuatu telah ditentukan takdirnya oleh Allah SWT.
Kesimpulan
Konsep kesehatan Islami yang disampaikan oleh dr. Zaidul Akbar menyoroti pentingnya keseimbangan antara iman dan ikhtiar dalam menjaga kesehatan tubuh. Penggunaan rempah-rempah untuk membuang lendir, konsumsi makanan fermentasi, serta menjaga kesehatan pencernaan menjadi bagian dari ikhtiar tersebut. Sementara memperkuat keimanan dengan memperbanyak ibadah dan meluruskan niat menjadi fondasi dalam membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip kesehatan Islami ini, kita dapat menjaga diri dari berbagai penyakit dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkah, insya Allah.
Referensi jurnal ilmiah terkait
Berikut beberapa jurnal pendukung yang relevan:
- Bunga Lawang (Star Anise):
- Wang, G. W., et al. (2011). “Antiviral and antimicrobial activities of star anise.” Journal of Ethnopharmacology, 135(2), 326-331. Jurnal ini menunjukkan efek antimikroba dan antivirus dari bunga lawang yang dapat membantu mengatasi infeksi saluran pernapasan.
- Kapulaga:
- Ashokkumar, K., et al. (2020). “Botany, traditional uses, phytochemistry and biological activities of cardamom [Elettaria cardamomum (L.) Maton] – A critical review.” Journal of Ethnopharmacology, 246, 112244. Penelitian ini mengungkap sifat ekspektoran dan anti-inflamasi kapulaga yang membantu dalam pengeluaran lendir.
- Jahe:
- Mao, Q.Q., et al. (2019). “Bioactive Compounds and Bioactivities of Ginger (Zingiber officinale Roscoe).” Foods, 8(6), 185. Jurnal ini membahas bagaimana senyawa gingerol dan shogaol dalam jahe memiliki efek ekspektoran yang membantu membuang lendir.
- Kunyit:
- Hewlings, S.J., & Kalman, D.S. (2017). “Curcumin: A Review of Its Effects on Human Health.” Foods, 6(10), 92. Penelitian ini menunjukkan efek anti-inflamasi kurkumin yang dapat membantu mengurangi produksi lendir berlebih.
- Tentang Hubungan Makanan dan Produksi Lendir:
- Lee, J.M., & Kim, K.S. (2019). “Relationship between diet and chronic rhinosinusitis.” Current Opinion in Allergy and Clinical Immunology, 19(1), 16-22. Jurnal ini membahas bagaimana pola makan mempengaruhi produksi lendir dan peradangan pada saluran pernapasan.
- Tentang Makanan Fermentasi dan Sistem Imun:
- Park, K.Y., et al. (2014). “Health benefits of kimchi (Korean fermented vegetables) as a probiotic food.” Journal of Medicinal Food, 17(1), 6-20. Penelitian ini mendukung klaim tentang manfaat makanan fermentasi seperti kimchi (dan secara paralel tempe) untuk sistem imun.
- Tentang Sistem Imun dan Pencernaan:
- Belkaid, Y., & Hand, T. (2014). “Role of the Microbiota in Immunity and Inflammation.” Cell, 157(1), 121-141. Jurnal ini mendukung pernyataan bahwa sebagian besar sistem imun berada di pencernaan.