Makan Sederhana Ala Nabi: Kunci Sehat Murah Meriah yang Sering Diabaikan

by -123 Views
Makan Sederhana Ala Nabi
Makan Sederhana Ala Nabi

Makan sederhana ala Nabi Muhammad ﷺ adalah kunci sehat yang murah meriah namun sering diabaikan oleh banyak umat Islam. Dalam gaya hidup modern yang penuh dengan makanan instan dan kombinasi menu tak jelas, sunnah makan Nabi sebenarnya menjadi solusi kesehatan yang luar biasa, baik secara spiritual maupun ilmiah.

Ustadz Abdurrahman Dani, dalam kajian “Sehat dan Berobat dengan Panas dan Dingin“, menegaskan bahwa semakin sederhana makanan kita, semakin sehat tubuh ini — dan semakin sedikit penyakit yang muncul. Gaya hidup sehat dalam Islam bukan tentang mahalnya makanan organik, tapi tentang kesadaran memilih makanan yang alami, cocok dengan tubuh, dan tidak berlebihan.

🕋 1. Makan Ala Nabi Itu Sederhana, Bukan Asal Kenyang

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada bejana yang diisi oleh anak Adam lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya.”
(HR. Tirmidzi)

Nabi ﷺ tidak pernah menjadikan makanan sebagai pusat hidup. Beliau makan sekadar untuk menguatkan badan agar bisa ibadah, bukan untuk memanjakan nafsu makan.

Contoh pola makan Nabi yang sangat sederhana:

  • Kurma dan air
  • Kurma dan semangka/timun
  • Roti gandum dan cuka
  • Daging dimakan sesekali

Bandingkan dengan kita hari ini: satu kali makan bisa terdiri dari nasi, ayam, mie, gorengan, es teh, dan penutup buah atau kue. Penuh, berat, dan bertabrakan secara sifat makanan.

🍴 2. Semakin Rumit Makanan, Semakin Rumit Penyakit

Menurut Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma’ad, makanan yang berlebihan dan bercampur-campur dapat melemahkan sistem pencernaan, mencemari darah, dan mengganggu metabolisme tubuh.

Ustadz Abdurrahman menambahkan:

“Semakin simple makanan, semakin mudah mengobati penyakit. Tapi semakin kompleks, obat pun harus makin banyak dan pengobatannya lebih rumit.”

Contohnya:

  • Makan nasi (panas-lembab) dikombinasikan dengan gorengan (panas-kering) lalu ditutup dengan es buah (dingin-lembab) → kacau total.
  • Akibatnya: perut kembung, maag, asam lambung, konstipasi, dan bahkan penyakit jangka panjang seperti darah tinggi, kolesterol, dan liver.

🥗 3. Kombinasi Makanan Ala Nabi: Panas + Dingin

Dalam sunnah Rasulullah ﷺ, kombinasi makanan diperhatikan betul:

“Aku menyeimbangkan panasnya rutab (kurma segar) dengan dinginnya semangka.”
(HR. Abu Dawud)

Artinya, beliau tidak sekadar makan enak, tapi memahami karakter makanan dan efeknya terhadap tubuh. Ini sesuai dengan konsep pengobatan klasik (Thibbun Nabawi) yang menekankan keseimbangan unsur panas-dingin, kering-lembab.

Contoh kombinasi baik:

  • Kurma + semangka/timun
  • Daging kambing + timun/sayur dingin
  • Madu + air hangat (untuk dingin-lembab)

Contoh kombinasi buruk:

  • Ikan + susu
  • Sate kambing + tongseng kambing (olahan ganda)
  • Protein darat + protein laut

💡 4. Bukan Soal Apa yang Dimakan, Tapi Kapan dan Bagaimana

Kesehatan bukan hanya soal makanan, tapi juga jadwal makan, porsi, dan kebiasaan sebelum-sesudahnya. Ustadz Abdurrahman menyarankan:

  • Pagi hari (jam 4–12): cukup buah, air, atau kurma → karena tubuh sedang detoks
  • Siang hari (jam 12–20): makan berat, tetap dengan kombinasi panas-dingin
  • Malam hari (jam 20–04): usahakan tidak makan berat, karena organ sedang istirahat

Dengan mengikuti ritme tubuh dan tidak berlebihan dalam makan, tubuh akan seimbang dan ringan, bukan lemas dan cepat tua.

🔚 Kesimpulan: Sunnah Sederhana yang Terlupakan

Makan sederhana ala Nabi bukan berarti makan seadanya, tapi makan dengan kesadaran, ilmu, dan keseimbangan. Sunnah ini tidak hanya membuat kita sehat, tapi juga:

  • Menghindarkan dari penyakit kronis
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menumbuhkan rasa syukur dan tawakal
  • Menghindarkan pemborosan

“Makanlah, minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)

Mari kembali ke pola makan sederhana. Karena sehat itu tidak harus mahal. Cukup ikuti sunnah Nabi — sehat jasmani, kuat rohani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *