Kisah Nabi Ya’qub dan Katarak: Bukti Sedih Bisa Memicu Penyakit

by -83 Views
Kisah Nabi Ya'qub dan Katarak
Kisah Nabi Ya'qub dan Katarak

Kisah Nabi Ya’qub dan Katarak

Kisah Nabi Yaqub dan katarak menunjukkan bahwa kesedihan yang mendalam bisa memicu gangguan kesehatan, termasuk gangguan penglihatan.
Dalam kisah Nabi Ya’qub عليه السلام, diceritakan bahwa beliau mengalami kebutaan sementara setelah kehilangan putranya, Yusuf عليه السلام. Ternyata, kisah ini bukan hanya pelajaran iman dan kesabaran — tetapi juga menjadi dalil kuat bahwa kesedihan bisa memicu penyakit fisik, termasuk gangguan penglihatan.

Baca Juga: Stres dan Dendam: Akar dari Banyak Penyakit Fisik Menurut Islam dan Thibbun Nabawi

Ustadz Abdurrahman Dani dalam kajian “Sehat dan Berobat dengan Panas dan Dingin” menjelaskan bahwa kondisi emosional seperti sedih, stres, dan trauma bisa berdampak langsung pada fisik. Ini sejalan dengan konsep pengobatan Thibbun Nabawi dan pandangan kedokteran klasik, termasuk yang dijelaskan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah.

📖 1. Ayat Al-Qur’an Tentang Nabi Ya’qub dan Kesedihan yang Membutakan

Allah berfirman:

“Dan dia (Ya’qub) berpaling dari mereka seraya berkata, ‘Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf’, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan, dan dia adalah orang yang menahan amarahnya (sabar).”
(QS. Yusuf: 84)

Menurut para ulama tafsir, termasuk Imam Ath-Thabari dan Al-Qurtubi, frasa “kedua matanya menjadi putih” menandakan hilangnya penglihatan sementara (katarak) akibat tekanan emosional yang sangat berat.

Baca Juga: 5 Pola Makan Sederhana Ala Nabi: Efektif, Ekonomis, dan Sehat

🔬 2. Penjelasan Medis: Kesedihan Bisa Menyebabkan Gangguan Mata

Dari sisi medis, kesedihan kronis memicu:

  • Peningkatan hormon stres (kortisol dan adrenalin)
  • Perubahan sirkulasi darah ke retina dan saraf optik
  • Inflamasi ringan kronis yang bisa memperburuk kondisi mata
  • Dalam jangka panjang, stres emosional juga meningkatkan risiko katarak dan glaukoma

Penelitian modern telah menghubungkan depresi dan kesedihan mendalam dengan penurunan fungsi mata, termasuk penglihatan buram dan ketegangan otot mata.

Baca Juga: Makan Berdasarkan Warna dan Sifat: Panas, Dingin, Kering, Lembab – Rahasia Sehat Ala Sunnah

🌿 3. Pandangan Thibbun Nabawi dan Ibnu Qayyim

Menurut Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma’ad, jiwa yang terguncang bisa memicu gangguan jasad secara langsung. Ia menuliskan:

“Kesedihan, marah, dan kegundahan hati yang berkepanjangan melemahkan jantung, mengacaukan pencernaan, merusak saraf, dan membakar kekuatan tubuh.”

Dalam konteks Nabi Ya’qub عليه السلام, kesedihan yang tidak ditumpahkan dalam bentuk maksiat, tetapi ditahan dan diarahkan kepada Allah, membuatnya mengalami tekanan internal luar biasa yang berdampak pada matanya.

Baca Juga: Kenapa Nabi Tidak Banyak Makan di Malam Hari? Ini Rahasia Sehat yang Dilupakan

💡 4. Pelajaran dan Tips Kesehatan Jiwa dari Kisah Nabi Ya’qub

Berikut beberapa pelajaran dan aplikasi praktis untuk menjaga kesehatan jiwa agar fisik tidak terdampak:

✅ Jangan memendam kesedihan terlalu lama — ceritakan kepada Allah dalam doa
✅ Perbanyak istighfar dan dzikir agar hati tenang
✅ Maafkan orang lain — dendam hanya memperburuk batin
✅ Hindari isolasi sosial — dukungan keluarga atau komunitas penting
✅ Berpuasa dan shalat malam sangat membantu stabilisasi emosi
✅ Konsumsi herbal penenang alami seperti habbatussauda, madu, dan minyak zaitun

🧠 5. Hubungan Erat Jiwa dan Penyakit Fisik

Dalam kajian Ustadz Abdurrahman Dani, dijelaskan bahwa banyak penyakit fisik berasal dari penyakit hati, seperti:

  • Dendam → hipertensi
  • Cemas berlebihan → jantung berdebar, asam lambung
  • Trauma emosional → gangguan saraf, autoimun, dan kelelahan kronis

Oleh karena itu, pengobatan dalam Islam tidak boleh hanya fokus pada fisik, tapi juga menyertakan:

  • Ruqyah syar’iyyah
  • Muhasabah diri
  • Dzikir & ketenangan ruhani

🔚 Penutup: Hati Tenang, Tubuh Pun Sehat

Kisah Nabi Ya’qub dan Katarak mengajarkan kita bahwa kesedihan bisa menjadi sebab penyakit fisik — tapi kesabaran dan tawakal adalah obat terbaik.

Jangan abaikan perasaan. Rawat hati sebagaimana kita merawat tubuh. Karena dalam Islam, penyembuhan paling dalam datang dari hati yang lapang dan iman yang kuat.

“Sesungguhnya dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh…”
(HR. Bukhari & Muslim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *