,

Jangan Menuntut Anak Berlebihan: Pesan Penting dari dr. Zaidul Akbar

by -52 Views
Jangan Menuntut Anak Berlebihan
Jangan Menuntut Anak Berlebihan

Jangan menuntut anak secara berlebihan, pesan ini disampaikan dengan tegas oleh dr. Zaidul Akbar dalam salah satu kajiannya. Menurut dokter yang dikenal dengan pendekatan kesehatan holistik dan Islami ini, tuntutan yang terlalu tinggi terhadap anak dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Dalam kajiannya, dr. Zaidul mengingatkan para orangtua tentang pentingnya memahami kondisi psikologis anak dan tidak memaksakan keinginan yang mungkin berada di luar kemampuan mereka.

Dampak Emosional dari Tuntutan Berlebihan

Dr. Zaidul Akbar menjelaskan bahwa setiap organ tubuh manusia, termasuk anak-anak, memiliki respons emosionalnya sendiri. “Organ tubuh kita ini sebenarnya juga memiliki emosinya,” ungkapnya. Ketika anak-anak tidak mampu menghadapi tuntutan yang terlalu berat, kondisi ini akan berdampak pada kesehatan organ tubuh mereka.

Tekanan yang berlebihan, terutama dalam hal pendidikan dan hafalan Al-Quran, tanpa mempertimbangkan kondisi psikologis anak, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Dr. Zaidul menyebutkan bahwa ia sering menemukan kasus anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan akibat tuntutan orangtua yang terlalu tinggi.

Masalah Kesehatan Akibat Tekanan Berlebihan

Dalam paparannya, dr. Zaidul Akbar menyoroti beberapa masalah kesehatan yang sering muncul akibat tekanan berlebihan pada anak:

  1. Masalah jantung – Tekanan emosional yang terus-menerus dapat mempengaruhi kesehatan jantung anak.
  2. Gangguan autoimun – Stres berkepanjangan dapat memicu gangguan sistem kekebalan tubuh.
  3. Penyakit berat lainnya – Berbagai masalah kesehatan serius dapat muncul sebagai manifestasi dari tekanan psikologis.

“Tiba-tiba masalah jantung, tiba-tiba masalah autoimun, membawa penyakit-penyakit yang sebagian berat, sebagian lebih berat lagi,” jelas dr. Zaidul menggambarkan kondisi kesehatan anak-anak yang mengalami tekanan berlebihan.

Yang Sebenarnya Dibutuhkan Anak

Dr. Zaidul Akbar menekankan bahwa terkadang yang dibutuhkan oleh anak bukanlah herbal atau makanan sehat, melainkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Beberapa hal yang sebenarnya lebih dibutuhkan anak menurut dr. Zaidul adalah:

  • Pelukan – Sentuhan fisik yang menunjukkan kasih sayang
  • Ucapan yang membangun – Kata-kata positif yang memotivasi
  • Penghargaan – Pengakuan atas usaha yang telah dilakukan
  • Apresiasi – Bentuk penghargaan atas pencapaian kecil maupun besar

“Yang dibutuhkan adalah pelukan, adalah ucapan, adalah penghargaan, adalah apresiasi,” tegas dr. Zaidul mengenai kebutuhan emosional anak yang sering terabaikan.

Contoh Tuntutan yang Berlebihan

Dalam kajiannya, dr. Zaidul memberikan contoh tuntutan yang sering diberikan orangtua kepada anak tanpa mempertimbangkan kemampuan mereka. Misalnya, memaksa anak untuk menyelesaikan hafalan Al-Quran dalam jangka waktu tertentu: “Kamu nanti sekolah di sini 3 tahun ya, selesaikan 30 juz.”

Dr. Zaidul juga membandingkan dengan contoh lain di mana orangtua mungkin hanya hafal Surat As-Syams tetapi menuntut anaknya untuk hafal 30 juz Al-Quran. Kondisi ini menciptakan tekanan yang sangat besar pada anak dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.

Pendekatan yang Tepat Menurut Islam

Dr. Zaidul Akbar mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara yang tepat dalam mendidik anak. Pendekatan Islam dalam mendidik anak menekankan pada:

  1. Kasih sayang – Memberikan cinta dan perhatian sebagai dasar pendidikan
  2. Memahami fitrah – Mengenali dan menghargai bakat serta kemampuan alami anak
  3. Bertahap – Memberikan pendidikan secara bertahap sesuai kemampuan anak
  4. Keteladanan – Menjadi contoh yang baik bagi anak-anak

Islam mengajarkan bahwa mendidik anak bukanlah sekadar memberikan tuntutan, tetapi juga memberikan bimbingan dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

Keseimbangan dalam Mendidik Anak

Penting bagi orangtua untuk menemukan keseimbangan dalam mendidik anak. Memberikan tantangan untuk perkembangan mereka memang diperlukan, tetapi harus tetap memperhatikan kemampuan dan kondisi psikologis anak. Beberapa tips yang dapat diterapkan:

  • Komunikasi terbuka – Mendengarkan keinginan dan keluhan anak
  • Realistis dalam target – Menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuan anak
  • Fleksibel – Bersedia menyesuaikan target jika diperlukan
  • Dukungan emosionalMemberikan dukungan ketika anak menghadapi kesulitan

Kesimpulan

Pesan dr. Zaidul Akbar tentang “jangan menuntut anak” secara berlebihan seharusnya menjadi pengingat bagi para orangtua untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis anak-anaknya. Tuntutan yang terlalu tinggi tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan mental anak tetapi juga kesehatan fisik mereka.

Mendidik anak dengan pendekatan yang seimbang, penuh kasih sayang, dan sesuai dengan ajaran Islam akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas dan berakhlak baik, tetapi juga sehat secara fisik dan mental. Mari kita refleksikan kembali pola asuh yang kita terapkan dan pastikan bahwa kita tidak menuntut anak melebihi kapasitas mereka.

Sebagaimana diingatkan oleh dr. Zaidul Akbar, terkadang yang dibutuhkan anak bukanlah tuntutan yang berat, melainkan pelukan, ucapan yang membangun, penghargaan, dan apresiasi. Dengan memberikan hal-hal tersebut, kita mendukung perkembangan anak secara holistik dan mencegah munculnya masalah kesehatan yang disebabkan oleh tekanan berlebihan.

Mari bersama-sama menjadi orangtua yang bijak dalam mendidik anak, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *