Jadikan Makananmu sebagai Obat
Hai pembaca setia sehatpop.com!
Pernahkah Anda berpikir, kenapa di zaman Rasulullah SAW, para sahabat jarang sakit seperti kita hari ini? Padahal, mereka hidup tanpa rumah sakit modern, tanpa antibiotik, tanpa suplemen sintetis. Rahasianya ada pada pola hidup dan pola makan yang seimbang serta sesuai fitrah.
Salah satu pesan penting dari pengobatan klasik dan ajaran Islam adalah: βJadikan makananmu sebagai obat, bukan obat sebagai makanan.β Kalimat ini bukan sekadar motivasi, tapi pedoman hidup sehat yang diwariskan melalui sunnah dan ditunjang oleh ilmu kedokteran klasik.
- Pandangan Mata yang Jahat (βAin): Penyebab Sakit dan Kematian yang Sering Diabaikan
- Obat Herbal untuk Sesak Nafas: Solusi Alami dari dr. Zaidul Akbar
- Gulai Kambing: Hidangan Berempah Khas Muslim Tanpa Aroma Prengus
- Rahasia Orang Tua Sehat Berumur Panjang
- Sarapan dengan Kurma vs Nasi: Mana Lebih Baik Menurut Islam dan Ilmu Kesehatan?
Baca Juga: 5 Pola Makan Sederhana Ala Nabi: Efektif, Ekonomis, dan Sehat
Makanan: Obat yang Terlupakan
Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah bentuk syukur atas nikmat tubuh. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari)
Ustadz Abdurrahman Dani menjelaskan bahwa makanan yang kita konsumsi setiap hari sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Makin alami dan sederhana makanan kita, makin mudah tubuh menyembuhkan dirinya sendiri. Sebaliknya, makanan instan, olahan berlebihan, dan tak seimbang membuat penyakit makin kompleks.
Baca Juga: Makan Berdasarkan Warna dan Sifat: Panas, Dingin, Kering, Lembab β Rahasia Sehat Ala Sunnah
Dalil dan Prinsip Thibbun Nabawi
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga menurunkan obatnya.”
(HR. Bukhari)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan bahwa pengobatan Nabi SAW bersumber dari wahyu, bukan semata eksperimen manusia. Maka, pasti mengandung kebenaran dan kesembuhan, selama kita berusaha memahami dan menerapkannya dengan benar.
Contohnya, dalam hadis disebutkan:
“Daging sapi adalah penyakit, lemaknya adalah obat.”
(HR. Ibnu Majah)
Dalam kedokteran klasik, daging sapi bersifat dingin-kering dan dapat mengganggu limpa serta memperkeruh darah, sementara lemaknya bersifat panas-lembab dan bermanfaat sebagai penetral. Ibnu Qayyim menyarankan menyeimbangkan konsumsi daging sapi dengan jahe, merica, atau bawang putih.
Baca Juga: Hindari Kombinasi Ini Jika Ingin Sehat: Panduan Makan Ala Ibnu Qayyim dan Thibbun Nabawi
Konsep Panas dan Dingin: Kunci Diagnosis dan Terapi
Menurut kajian Ustadz Abdurrahman Dani, tubuh manusia terdiri dari unsur panas, dingin, lembab, dan kering. Ketika unsur-unsur ini tidak seimbang, muncullah penyakit. Ini disebut dengan pendekatan media tubuh, yang menjadi dasar dalam pengobatan klasik.
Contoh:
- Tubuh dingin-lembab β mudah cacingan, keputihan, masuk angin, infeksi jamur
- Tubuh panas-kering β sering mimisan, sariawan, jerawatan, mudah marah
Tips Praktis:
- Jika tubuh Anda dingin dan lembab, perbanyak konsumsi makanan bersifat panas seperti madu, jahe, atau kurma.
- Jika tubuh Anda panas dan kering, seimbangkan dengan makanan dingin seperti semangka, mentimun, atau labu kuning.
Baca Juga: Konsep Panas dan Dingin dalam Kesehatan Menurut Islam
Contoh Pola Makan Seimbang ala Sunnah
Rasulullah SAW mengajarkan keseimbangan dalam makanan, sebagaimana dicontohkan oleh Aisyah RA:
“Rasulullah SAW makan kurma bersama semangka.”
(HR. Abu Dawud)
Kurma bersifat panas, semangka bersifat dingin β kombinasi ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan unsur dalam makanan, bahkan saat sarapan sekalipun.
Aisyah RA juga menyebutkan bahwa tubuhnya menjadi ideal setelah sering mengonsumsi kurma dan timun. Ini bukan soal berat badan semata, tapi tentang fungsi tubuh yang sehat dan optimal.
Baca Juga: Sarapan dengan Kurma vs Nasi: Mana Lebih Baik Menurut Islam dan Ilmu Kesehatan?
Penyebab Sakit dan Kematian: Jangan Disepelekan
Menurut kajian Ustadz Abdurrahman Dani, dua penyebab utama sakit dan kematian adalah:
- Sebab Medis:
- Pola makan yang buruk (terlalu banyak makanan dingin atau instan)
- Kurangnya istirahat dan olahraga
- Stres, dendam, dan emosi negatif yang dipendam
- Sebab Non-Medis:
- Ain (pandangan mata yang iri atau kagum tanpa dzikir)
- Tidak mengambil sebab pengobatan yang sesuai syariat
“Sesungguhnya sebagian besar dari umatku meninggal karena ain.”
(HR. Muslim)
Bahkan Nabi Yaqub AS buta karena kesedihan yang mendalam (QS. Yusuf: 84). Ini menunjukkan bahwa psikis yang terganggu bisa memicu fisik yang lemah.
Jadwal Makan Sehat Sesuai Sunnah
Berikut panduan praktis pola makan sesuai dengan ritme organ tubuh:
π Pagi (04.00 β 12.00):
- Fokus: Detoksifikasi tubuh
- Konsumsi: kurma, buah manis, air putih, madu
- Hindari: makanan berat dan pedas
π Siang β Sore (12.00 β 20.00):
- Fokus: Makan utama
- Kombinasi: nasi + protein + sayur (sesuaikan unsur panas/dingin)
- Hindari: mencampur dua protein hewani (misalnya ayam & ikan), atau makanan terlalu kompleks
π Malam (20.00 β 04.00):
- Fokus: Istirahat organ
- Jika lapar: konsumsi ringan seperti buah atau air hangat
- Hindari: makan berat, minuman berkafein, dan begadang
Kesimpulan: Pilihan Sehat, Pilihan Iman
πΏ βJadikan makananmu sebagai obatβ adalah prinsip mulia yang sangat relevan bagi Muslim masa kini. Dengan mengikuti sunnah dan konsep Thibbun Nabawi, kita tak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tapi juga mendekat kepada petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Ingin Hidup Sehat Sesuai Sunnah?
Mulailah hari ini. Periksa kembali isi piring Anda. Kesehatan itu murah, selama Anda mau kembali kepada fitrah. Jangan biarkan obat menggantikan peran makanan dalam hidup Anda.
π Simpan artikel ini, bagikan ke keluarga, dan praktikkan ilmunya di rumah.
π¬ Punya pengalaman hidup sehat ala sunnah? Ceritakan di kolom komentar!
Sehat itu mudah. Sehat itu murah. Yang mahal itu hidayah.