Habbatussauda Tidak Cocok untuk Semua Penyakit
Hai pembaca setia SehatPop.com, tahukah Anda bahwa habbatussauda, meskipun dikenal sebagai “obat segala penyakit” dalam sebuah hadis Nabi SAW, ternyata tidak bisa digunakan secara sembarangan untuk semua jenis penyakit? Ada syarat dan kecocokan tertentu agar manfaatnya benar-benar dirasakan. Mari kita kupas tuntas berdasarkan konsep pengobatan Thibbun Nabawi dan panduan kesehatan Islami
Baca Juga: Cara Detoksifikasi Tubuh Secara Alami dengan Buah dan Sayur: Cara Sederhana, Hasil Maksimal
- Allah Menurunkan Penyakit Beserta Obatnya: Keyakinan Seorang Muslim
- Manfaat Buah Kelapa untuk Kesehatan: Perspektif Islami
- Penyebab Asam Lambung Naik dan Resep Mudah Menjaga Kesehatan Lambung ala dr. Zaidul Akbar
- Manfaat Kacang Mete bagi Pria: Sumber Nutrisi untuk Tubuh yang Lebih Sehat
- Jadwal Makan Berdasarkan Organ Tubuh: Rahasia Sehat yang Terlupakan
Benarkah Habbatussauda Obat Segala Penyakit?
Dalam sebuah riwayat Shahihain disebutkan:
“Sesungguhnya pada habbatussauda terdapat obat bagi segala penyakit kecuali kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, menurut Ustadz Abdurrahman Dani dalam kajiannya “Sehat dan Berobat dengan Panas dan Dingin”, sabda ini tidak berarti kita boleh menggunakan habbatussauda tanpa memperhatikan kondisi tubuh atau sifat penyakit. Ibnu Qayyim Al-Mauzaniy menjelaskan bahwa kecocokan antara obat dan penyakit adalah prinsip utama dalam pengobatan nabawi.
Kita harus pahami dulu:
- Apa sifat penyakitnya (panas/dingin, lembab/kering)?
- Bagaimana kondisi tubuh pasien?
- Dan bagaimana musim serta lingkungan saat itu?
Baca Juga: Jadikan Makananmu sebagai Obat, Bukan Obat sebagai Makanan
Mengapa Habbatussauda Tidak Selalu Efektif?
1. Sifat Habbatussauda Menurut Kedokteran Klasik
Habbatussauda memiliki sifat panas dan kering. Dalam konsep kedokteran klasik (Yunani-Arab), setiap bahan makanan atau obat punya sifat tertentu yang bisa seimbangkan atau ganggu kondisi tubuh.
Jadi, jika seseorang sakit karena penyakit panas seperti demam tinggi atau radang, maka penggunaan habbatussauda justru bisa memperparah keadaan. Contoh nyatanya:
Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengalami demam, beliau tidak diberi habbatussauda, tetapi justru disarankan untuk didinginkan dengan air dingin (HR. Abu Dawud).
Demam, menurut ajaran Nabi, adalah hembusan api dari neraka. Maka, cara mengatasinya bukan dengan menambah panas, melainkan mendinginkannya.
2. Penyakit Dingin Butuh Penghangat, Bukan Pemanas Ganda
Sebaliknya, jika seseorang menderita penyakit bernuansa dingin seperti asma, batuk kronis, atau vertigo, barulah habbatussauda sangat bermanfaat karena sifatnya yang pemanas alami.
Contoh aplikatif:
- Untuk asma basah (bersifat dingin dan lembab), habbatussauda dapat dikombinasikan dengan madu dan minyak zaitun.
- Untuk masuk angin atau pegal-pegal, bubuk habbatussauda diminum dengan air hangat atau dicampur jahe.
Baca Juga: Konsep Panas dan Dingin dalam Kesehatan Menurut Islam
Dalil & Prinsip Pengobatan Thibbun Nabawi
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan pula obatnya.” (HR. Bukhari)
Namun, Ibnu Qayyim rahimahullah menegaskan dalam kitabnya At-Tibb an-Nabawi bahwa kesembuhan tidak datang hanya dengan mengambil obat, tetapi harus ada diagnosis yang tepat dan kecocokan antara obat dan penyakit.
Beliau menyebutkan 20 langkah penting untuk menjadi dokter yang baik, salah satunya adalah:
“Mengetahui sifat tubuh pasien dan mencocokkan obat dengan kondisi tersebut.”
Contoh Nyata: Kenapa Habbatussauda Tidak Manjur untuk Demam Tinggi
Mari kita lihat kasus nyata:
Seorang anak kecil mengalami demam tinggi akibat virus. Orang tua memberinya habbatussauda dengan harapan cepat sembuh. Namun, kondisi anak malah semakin lemas dan rewel.
Apa yang salah?
Demam adalah gejala panas ekstrem dalam tubuh. Jika kita tambah dengan bahan yang juga bersifat panas (habbatussauda), maka tubuh akan semakin terganggu keseimbangannya.
Solusi sesuai sunnah:
- Kompres dengan air dingin
- Minum banyak air putih
- Istirahat cukup
- Jika perlu, gunakan herbal pendingin seperti daun mint atau teh chamomile
Tips Aplikatif: Kapan Harus Gunakan Habbatussauda dan Kapan Tidak?
Jenis Penyakit | Sifat Tubuh | Cocok Pakai Habbatussauda? | Tips Tambahan |
---|---|---|---|
Batuk basah (dingin) | Dingin, lembab | ✅ Ya | Campur dengan madu dan air hangat |
Asma kronis | Dingin, lembab | ✅ Ya | Minum habbatussauda dengan minyak zaitun |
Vertigo ringan | Dingin | ✅ Ya | Konsumsi 1 sendok teh bubuk + madu |
Demam tinggi | Panas | ❌ Tidak | Kompres air dingin, istirahat |
Radang tenggorokan akut | Panas | ❌ Tidak | Gunakan herbal pendingin seperti jahe atau kunyit |
Peringatan: Jangan Abaikan Sebab dan Diagnosis!
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu membahayakan dirimu sendiri.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Tawakkal bukan berarti melepaskan ikhtiar. Jika Anda sakit, carilah sebabnya dan pastikan obat cocok dengan diagnosis. Jangan langsung percaya iklan atau informasi yang menyebut habbatussauda sebagai solusi instan.
Seperti kata Ustadz Abdurrahman Dani, “Obat yang cocok dengan penyakit, Insya Allah akan sembuh dengan izin Allah.”
Kesimpulan
Habbatussauda memang luar biasa, tetapi ia bukan obat universal yang bisa digunakan tanpa pertimbangan medis dan ilmu kesehatan Islami. Ia bekerja maksimal ketika digunakan sesuai dengan konsep panas-dingin tubuh, diagnosis penyakit, dan petunjuk Nabi SAW.
Oleh karena itu, yuk mulai teliti dalam memilih pengobatan. Kita tidak hanya ingin sehat di dunia, tetapi juga sehat di hari pembalasan kelak, karena tubuh adalah amanah yang harus dijaga.
Ingin tahu lebih lanjut tentang pola hidup sehat ala Nabi? Ikuti artikel-artikel kami selanjutnya di SehatPop.com dan jadilah umat yang sehat, cerdas, dan taat!