Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita begitu suka mengonsumsi bahaya makanan olahan seperti bakso padahal tahu dampak buruknya bagi kesehatan? Dr. Zaidul Akbar, pakar kesehatan yang dikenal dengan pendekatan holistik dan islami, mengungkap fakta menarik tentang hubungan antara makanan dan kondisi tubuh kita. Dalam kajiannya, beliau menyoroti bagaimana pilihan makanan sehari-hari, termasuk bakso dan jajanan olahan lainnya, bukan sekadar soal kelezatan tetapi juga mencerminkan kondisi jiwa dan hati kita.
Mengapa Kita Sulit Lepas dari Jajanan Olahan?
Dr. Zaidul Akbar memulai diskusinya dengan pertanyaan reflektif: “Kira-kira kalau Anda rutin makan (makanan olahan) tiap hari, darah Anda lancar enggak? Pembuluh darah Anda lentur enggak? BAB Anda lancar enggak?”
- Pandangan Mata yang Jahat (‘Ain): Penyebab Sakit dan Kematian yang Sering Diabaikan
- Manfaat Buah Kelapa untuk Kesehatan: Perspektif Islami
- Rahasia Orang Tua Sehat Berumur Panjang
- Amalan Saat Tak Ada Jalan Keluar: Panduan dari Ustadz Adi Hidayat
- Cara Mengobati Diabetes Holistik Dr Cahyono: Pendekatan yang Menggabungkan Medis dan Tradisional
Pertanyaan sederhana ini sebenarnya adalah pintu masuk untuk memahami fenomena yang lebih dalam. Sebagian besar dari kita sudah tahu jawaban pertanyaan tersebut. Namun, mengapa masih sulit untuk beralih ke makanan sehat?
Beliau menyebutkan: “Makanan jasad seseorang itu adalah cerminan jiwanya.” Pernyataan ini menggugah pikiran kita bahwa pilihan makanan ternyata berkaitan dengan kondisi psikologis dan spiritual kita.
7 Bahaya Serius Makanan Olahan yang Perlu Diwaspadai
1. Pembuluh Darah Mengeras dan Tidak Lentur
Bahaya makanan olahan seperti bakso dan mie ayam yang paling mengkhawatirkan adalah efeknya pada pembuluh darah. Menurut Dr. Zaidul, konsumsi rutin makanan olahan dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras dan kehilangan kelenturannya.
“Pasti keras pembuluh darah, kok semua sudah tahu,” tegas beliau. Pembuluh darah yang keras meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan berbagai penyakit kardiovaskular lainnya.
2. Gangguan Pencernaan dan BAB Tidak Lancar
Siapa yang tidak pernah mengalami sembelit atau gangguan pencernaan lainnya? Dr. Zaidul menjelaskan bahwa salah satu bahaya makanan olahan seperti bakso untuk cemilan adalah gangguan pada sistem pencernaan.
“BAB kita juga bakal bermasalah,” ungkap beliau. Kurangnya serat dan tingginya kandungan tepung olahan dalam bakso dan jajanan sejenis membuat sistem pencernaan bekerja ekstra keras dan sering kali gagal berfungsi optimal.
3. Sirkulasi Darah Terganggu
Sirkulasi darah yang lancar adalah kunci kesehatan secara keseluruhan. Sayangnya, makanan olahan sering mengandung bahan-bahan yang menghambat kelancaran aliran darah.
“Darah akan lancar enggak? Jelas tidak,” tegas Dr. Zaidul. Ketika sirkulasi darah terganggu, seluruh sistem tubuh ikut terdampak, mulai dari otak hingga ujung kaki.
4. Racun dari Bahan Pengawet dan Perasa
Tidak dapat dipungkiri, salah satu bahaya makanan olahan tepung adalah banyaknya bahan pengawet dan perasa buatan yang terkandung di dalamnya. Dr. Zaidul mengingatkan bahwa bahan-bahan ini bukanlah makanan alami yang dibutuhkan tubuh.
“Gula olahan, tepung olahan segala macam,” kritik beliau tentang komposisi makanan olahan yang kita konsumsi sehari-hari. Bahan-bahan ini terakumulasi dalam tubuh dan berpotensi menjadi racun yang merusak fungsi organ.
5. Efek pada Kesehatan Mental dan Emosional
Menariknya, Dr. Zaidul tidak hanya membahas dampak fisik tetapi juga dampak psikologis dari konsumsi makanan olahan. Menurut beliau, ada hubungan timbal balik antara makanan yang kita konsumsi dan kondisi mental kita.
“Makanya makanan kita makan itu cerminan, ya cerminan dari jiwa kita tuh kayak apa sebenarnya,” jelasnya. Makanan olahan yang penuh bahan kimia dapat memengaruhi neurotransmitter otak yang berperan dalam regulasi mood dan emosi.
6. Ketagihan dan Ketergantungan
Salah satu bahaya makanan olahan seperti bakso bagi kesehatan yang sering diabaikan adalah sifatnya yang adiktif. Bahan-bahan seperti MSG dan gula olahan dirancang untuk membuat kita ketagihan.
Dr. Zaidul mengilustrasikan: “Kenapa Anda pilih ini? Oke. Enak babnya. Okelah. Ini juga enak. Ini kan tentang mindset saja.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa sering kali pilihan kita lebih didasari oleh ketergantungan daripada kesadaran.
7. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
Dalam jangka panjang, konsumsi makanan olahan secara berlebihan dapat melemahkan sistem imun kita. Tubuh yang terus-menerus dimasuki bahan-bahan tidak alami akan menghabiskan energi untuk detoksifikasi, sehingga mengurangi kemampuannya melawan penyakit.
Makanan sebagai Cerminan Jiwa: Perspektif Islami
Dalam pandangan Dr. Zaidul Akbar, aspek menarik dari diskusi tentang bahaya makanan olahan seperti bakso adalah dimensi spiritualnya. Beliau menekankan bahwa dalam Islam, makanan tidak hanya tentang halal dan haram, tetapi juga tentang thayyib (baik dan bermanfaat).
“Ketika orang makan yang sebelah kiri tadi (makanan olahan), dia sedang mempertahankan dirinya untuk tetap dalam kondisi lentur, lancar darahnya, dan gampang BAB-nya atau dia sedang mempertahankan kerasnya sikap dan jiwanya,” tanya beliau retoris.
Perspektif ini menyajikan pemahaman mendalam bahwa kebiasaan makan yang tidak sehat mungkin mencerminkan “kerasnya hati” seseorang. Konsep ini selaras dengan ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kesucian hati dan tubuh melalui asupan yang baik.
Bagaimana Keluar dari Lingkaran Makanan Tidak Sehat?
Dr. Zaidul dengan bijak mengakui bahwa mengubah kebiasaan makan bukanlah hal mudah: “Tapi ini butuh effort ya untuk kita keluar dari zona kerasnya hati kita itu gitu maksudnya.”
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi konsumsi makanan olahan seperti bakso menurut beliau:
- Menyadari Dampaknya: Langkah pertama adalah memahami benar-benar dampak makanan olahan pada tubuh kita.
- Perubahan Bertahap: Tidak perlu drastis, mulailah dengan mengurangi frekuensi konsumsi.
- Mencari Alternatif Sehat: Cari pengganti yang lebih sehat untuk makanan favorit seperti bakso berbahan dasar sayuran atau protein nabati.
- Perbaiki Kondisi Jiwa: Sesuai pesan Dr. Zaidul, perubahan pola makan juga melibatkan perbaikan kondisi jiwa dan pikiran.
- Dukungan Komunitas: Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung pola hidup sehat.
Kesimpulan: Melampaui Sekedar Selera
Pesan utama Dr. Zaidul Akbar tentang bahaya makanan olahan seperti bakso sejatinya bukan sekadar peringatan kesehatan, tetapi juga ajakan untuk introspeksi diri. Beliau menekankan: “Jadi sekarang kalau jiwanya itu sudah lentur, sudah apa ya, sudah dalam kondisi lembut gitu, pasti dia akan mencari yang bisa menyesuaikan untuk memberikan makanan di situ.”
Dengan kata lain, ketika kita memperbaiki kondisi jiwa dan hati, pilihan makanan pun akan mengikuti. Kita akan secara alami menginginkan makanan yang bermanfaat bagi tubuh, bukan yang merusaknya.
Sebagai umat Muslim dan manusia pada umumnya, pemahaman ini mengajak kita untuk memandang makanan tidak hanya sebagai pemuas selera, tetapi juga sebagai cerminan kepedulian kita terhadap amanah kesehatan yang diberikan Allah SWT.
Mari kita renungkan: apakah pilihan makanan kita saat ini mencerminkan jiwa yang sehat dan lembut, atau justru menunjukkan kekerasan hati yang perlu diperbaiki? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Artikel ini disusun berdasarkan ceramah Dr. Zaidul Akbar tentang bahaya makanan olahan. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum melakukan perubahan signifikan pada pola makan Anda.