Amalan Saat Tak Ada Jalan Keluar
Dalam kehidupan, kita sering menghadapi situasi yang tampak seperti jalan buntu. Momen dimana semua usaha telah dilakukan namun solusi belum juga datang. Ustadz Adi Hidayat memberikan pencerahan tentang amalan yang bisa dilakukan ketika kita berada di titik terendah dan merasa tak ada jalan keluar. Berikut ini panduan berdasarkan Al-Qur’an yang dapat menjadi pegangan di saat sulit.
Ketika Manusia Berkata “Tidak Mungkin”, Allah Membuka Pintu
Ustadz Adi Hidayat mengambil kisah Nabi Zakaria sebagai contoh nyata. Secara medis, Nabi Zakaria dan istrinya divonis tidak mungkin memiliki keturunan karena usia lanjut dan kondisi istri yang mandul. Namun, justru pada titik “kemustahilan” inilah, Allah SWT ingin manusia langsung memohon kepada-Nya tanpa perantara.
- Manfaat Kacang Mete bagi Ibu Hamil: Nutrisi Lezat untuk Kehamilan Sehat
- Mengapa Emosi Bisa Menghambat Keuangan Anda dan Cara Mengatasinya
- Ketika Tak Ada Uang Sama Sekali: Hikmah dan Solusi Menurut Ustadz Khalid Basalamah
- Dampak Pornografi pada Otak: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui
- Magnet Rezeki: Mengapa Memberi Manfaat Adalah Kunci Utamanya?
“Ketika manusia sudah mengatakan tidak mungkin, itu tanda awal dari Allah supaya kita langsung memohon kepada-Nya, karena Allah ingin memberi tanpa perantara siapapun,” jelas Ustadz Adi.
Rumus Al-Qur’an Saat Menghadapi Kebuntuan
Berdasarkan Surah Al-Maidah ayat 35, Ustadz Adi menyampaikan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan saat menghadapi jalan buntu:
1. Laksanakan Shalat dengan Khusyuk
Shalat dalam bahasa Arab berarti “tersambung” atau “terkoneksi”. Saat kita shalat, kita sedang menyambungkan diri langsung kepada Allah SWT. Inilah cara pertama yang dilakukan Nabi Zakaria ketika menghadapi “kemustahilan”.
“Sebelum kedah dengan harta, Allah mengajarkan dulu dengan tubuh kita, karena semua orang memiliki tubuh. Oleh karena itu diletakkan sebelum harta itu salat, kenapa rukun Islam yang kedua salat selanjutnya zakat,” tutur Ustadz Adi.
2. Menyebut Asmaul Husna Sesuai Kebutuhan
Langkah kedua adalah menyebut nama-nama Allah (Asmaul Husna) yang sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi:
- Untuk persoalan ilmu: Ya ‘Alim (Pemilik Ilmu)
- Untuk rezeki: Ya Razzaq (Pemberi Rezeki)
- Untuk proyek yang sulit: Ya Fattah (Pembuka Jalan)
Dalam kasus Nabi Zakaria yang divonis tidak bisa memiliki keturunan, beliau memohon dengan nama “Al-Wahhab” (Pemberi Tanpa Batas), sebagaimana terekam dalam doanya, “Ya Allah yang tak punya batas dalam pemberian, mereka memvonis aku punya batasan, maka mohon anugerahkan darimu saja.”
3. Bertakwa dan Melakukan Amalan Pendekatan Diri
Ustadz Adi Hidayat menjabarkan takwa sebagai perangkat untuk mempercepat terkabulnya doa. Takwa disebutkan 240 kali dalam Al-Qur’an dan terbagi dalam tiga segmen:
a. Ibadah Ritual
Seperti shalat malam (tahajud) dan ibadah wajib lainnya.
b. Ibadah Sosial
Berbagi kepada sesama melalui sedekah. “Tidak harus banyak yang penting Allah minta apa, ikhtiarkan. Tidak akan dilihat berapapun nilainya, yang dilihat itu ada enggak kemampuan mengimplementasikan imannya,” tegas Ustadz Adi.
c. Berbakti Kepada Keluarga Terutama Orangtua
Ibnu Abbas ra. menyatakan: “Tidak ada satu pun amalan tertinggi yang menarik perhatian Allah untuk memberikan ampunan pada orang tobat atau mengabulkan doa dengan cepat kecuali berbakti pada orang tua.”
Optimisme dalam Islam: Tidak Ada Pesimisme
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa dalam Islam tidak ada tempat bagi pesimisme. Justru saat merasa di titik terendah dan merasa tidak punya apa-apa, kesadaran bahwa kita masih memiliki Allah adalah kunci utama.
“Di Islam tidak ada pesimis dan jangan pernah melarutkan diri pada sebuah vonis. Itu jebakan setan,” tegasnya.
Beliau mengingatkan bahwa langkah pertama iblis ketika melakukan kesalahan adalah berkata “tidak mungkin ada ampunan lagi,” yang kemudian berlanjut menjadi keputusasaan.
Pelajaran dari Kisah Tiga Orang dalam Gua
Untuk memperkuat pemahaman tentang amalan saat menghadapi kebuntuan, Ustadz Adi mengutip kisah tiga orang yang terjebak dalam gua karena tertutup batu besar. Setelah gagal dengan usaha fisik mereka, salah satu dari mereka mengusulkan untuk menggunakan “kekuatan” lain yang Allah berikan.
Salah seorang dari mereka menceritakan amalannya yang selalu setia menyiapkan susu untuk ibunya setiap malam. Suatu kali ibunya tertidur, dan ia menunggu sepanjang malam hingga ibunya bangun untuk memberikan susu tersebut, tanpa mengganggu tidur atau mengeluh telah menunggu lama. Doa yang dipanjatkan berdasarkan amalan ini membuat batu besar tadi bergeser dan membebaskan mereka.
Kesimpulan
Setiap masalah dan kebuntuan yang kita hadapi sesungguhnya adalah kode dari Allah SWT untuk membuka hubungan langsung dengan-Nya. Rumus yang disampaikan Ustadz Adi Hidayat berdasarkan Al-Qur’an ini memberikan pedoman bahwa saat segala usaha telah mentok, kita memiliki tiga langkah utama: menunaikan ibadah ritual seperti shalat, melakukan ibadah sosial seperti sedekah, dan berbakti kepada orang tua.
Dengan mengikuti pedoman ini, insya Allah setiap permasalahan akan diberi jalan keluar oleh Allah SWT, sebagaimana janji-Nya dalam Al-Qur’an “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At-Talaq: 2).